Setelah
sebelumnya melakukan penggabungan dengan situs iklan baris populer, TokoBagus,
kini target OLX diperlebar yakni menyasar pesaing lainnya yakni Berniaga.com.
Tepat pada tanggal 15 Januari 2015 lalu, semua proses pemasangan iklan via
situs Berniaga.com pun dihentikan untuk selanjutnya dilanjutkan oleh brand
OLX.co.id.
Nampaknya merger atau penggabungan
TokoBagus dan Berniaga dengan OLX menjadi salah satu moment perkembangan #ecommerce paling akbar
dalam beberapa tahun belakangan. Bagaimana tidak kini hanya ada satu pemain
besar situs khusus iklan baris di Indonesia. Selebihnya mungkin merupakan #startup yang mulai
berkembang.
Namun
bagaimanakah dampak “poligami” perusahaan ecommerce berkonsep C2C tersebut?
Kabarnya banyak pengguna Berniaga ataupun Tokobagus yang kecewa dengan langkah
tersebut.
Latar Belakang Penggabungan
OLX (Online eXchange) merupakan
perusahaan internasional yang bergerak dalam bidang marketplace C2C. Mulai
dikembangkan pada tahun 2006, perusahaan ini menklaim telah mempunyai jaringan
marketplace lokal di 106 negara berbeda di seluruh dunia. Saat ini yang menjadi
pemegang saham mayoritas OLX adalah grup bisnis asal Afrika Selatan, Naspers.
Di
Indonesia sendiri, nama OLX mulai dilokalisasi dengan domain OLX.co.id pada
tahun 2010 silam. Kala itu OLX masuk tidak langsung menempatkan diri di garis
depan persaingan online marketplace di Indonesia. Melainkan masih menjadi
pendukung berkembangnya situs iklan baris TokoBagus. Dan ditahun 2012, OLX
resmi membeli 65% saham TokoBagus yang memang sudah mulai booming waktu itu.
Langkah Bisnis yang Cerdas
Dari
beberapa sumber menyebutkan, apa yang dilakukan Naspers lewat OLX merupakan
strategi bisnis yang sangat cerdas. Dimulai dengan mengincar potensi lokal yang
sedang berkembang, dalam hal ini Tokobagus, dan ketika sudah matang OLX
“memetik”nya dengan cara merger usaha.
Hasilnya,
pada bulan Mei 2014 lalu Tokobagus resmi bergabung dengan jaringan OLX
internasional. Berlabel domain lama OLX.co.id, pengembangnya menyatakan yang
berubah dari TokoBagus hanyalah brand dan logonya saja. Selebihnya semua
layanan tetap sama.
Pun
kejadian serupa juga terjadi pada situs jual beli online, Berniaga.com.
Berniaga sendiri sebelumnya dimiliki oleh grup perusahaan 701 Search yang
merupakan gabungan dari 3 perusahaan internasional, Schibsted, Telenor, dan
SPH. Setelah serangkaian kesepakatan akhirnya Naspers kembali menunjukkan
keseriusannya menguasai pasar marketplace C2C di Indonesia dengan mengakuisisi
Berniaga.com. Naspers menjadi pemilik utama dengan 64 persen saham sedangkan
701 Search mendapat 34 persen sisanya.
Namun
sayangnya nasib Berniaga tidak sebaik TokoBagus, dengan penggabungan ini
layanan Berniaga hanya menyisakan sedikit data pemasang iklan, sedangkan
mengenai tampilan situs dan hal teknis lain dihapus.
Dampak Penggabungan OLX dan Berniaga
Beberapa
bulan yang lalu, setelah Tokobagus resmi berubah nama menjadi OLX, banyak
penggunanya yang sangat menyayangkan langkah tersebut. Alasan pertama adalah
pada dasarnya brand TokoBagus telah menjadi semacam budaya digital dalam hal
jual beli online di Indonesia. Selain itu beberapa pengguna juga mengeluhkan
mengenai sistem pemasangan iklan yang lebih sulit. Lalu bagaimana dengan
pengguna Berniaga.com?
Seperti
yang telah disampaikan sebelumnya nasib berniaga mungkin lebih buruk. Selama
ini Berniaga.com memang berhasil meraih perhatian pemasangan iklan baris karena
beberapa keunggulannya. Salah satu yang paling banyak digemari adalah
fitur pencari lokal sesuai daerah yang tidak dimiliki kebanyak pesaing lain,
utamanya Tokobagus waktu itu.
Tidak
hanya dibagi ke dalam kategori provinsi atau kota besar, Berniaga juga
menampilkan pengelompokan berdasarkan kota kecil atau karisidenan. Dengan fitur
semacam ini praktis, pencari iklan bisa mencari produk yang dijual tidak jauh
dari tempat tinggalnya. Namun setelah resmi dihentikan layanannya, praktis
fitur tersebut tidak (atau belum) diperkenalkan pada layanan OLX.co.id.
Selain
itu dalam penjelasan pihak Berniaga, iklan yang dipasang sesudah tanggal 11
November 2014 secara otomatis akan dipasang di OLX jika memenuhi
ketentuan. Untuk iklan yang lebih lawas dari tanggal tersebut akan
dihapus permanen. Dari penyataan tersebut, saya sendiri juga pernah memasang
iklan tertanggal 2 Desember 2014, dan nyatanya iklan saya tidak
nampak. OK, mungkin iklan saya tidak lolos ketentuan OLX, namun bagaimana
dengan pengguna yang lain? Nampaknya jauh lebih banyak pengguna yang merasa kecewa
daripada setuju dengan penggabungan tersebut. Alasan utama adalah masalah
pemasangan iklan yang lebih sulit dibanding via Berniaga.
Terlepas dari dampak yang ditimbulkan
penggabungan ini, nampaknya kita harus tetap berfikir dan menyikapinya dengan
positif. COO OLX Indonesia dalam sebuah wawancara menyampaikan bahwa
target utama dari penggabungan ini adalah sebenarnya untuk memberikan
wadah #jual beli online yang lebih
besar dan terpusat. Tentunya jika mayoritas penjual dan pembeli online di
Indonesia berkumpul dalam satu tempat, potensi jual belinya juga akan
meningkat.
Dan
untuk pihak OLX sendiri, para konsumen tentu sangat mengharapkan merger brand
ini dapat tetap mempertahankan pelayanan yang telah diberikan oleh brand
sebelumnya. Semoga saja ke depan usaha OLX tersebut benar-benar memberi dampak
positif bagi pengguna ecommerce Indonesia.
Sumber: maxmanroe