Showing posts with label Co-Founder. Show all posts
Showing posts with label Co-Founder. Show all posts

Tuesday, 8 August 2017

Dorong Perkembangan GO-TIX, GO-JEK Akuisisi LOKET

Ikhtisar

  • Nilai akuisisi LOKET sendiri tidak disebutkan oleh GO-JEK
  • Setelah akuisisi ini, manajemen dan tim operasional LOKET akan tetap bekerja secara independen.

Pada tanggal 8 Agustus 2017 ini, aplikasi on demand GO-JEK mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi sebuah startup manajemen tiket dan event asal tanah air, LOKET. Langkah ini mereka ambil demi mendorong perkembangan layanan penjualan tiket yang mereka miliki, GO-TIX.

Lewat akuisisi yang tidak disebutkan nilainya ini, LOKET akan mendapat akses ke tiket-tiket yang dijual GO-TIX, termasuk tiket bioskop CGV dan Cinemaxx. Mereka pun bisa menjangkau lebih dari empat puluh juta pengguna GO-JEK yang tersebar di 35 kota, sehingga bisa mempercepat proses penjualan tiket dari sebuah event.

Di sisi lain, kedua startup tersebut pun akan bekerja sama dalam pengembangan teknologi, demi menghadirkan pengalaman yang lebih baik bagi para promotor acara, maupun pengguna yang hendak datang ke sebuah acara.

“Kerja sama ini nantinya akan memunculkan layanan-layanan yang bisa mengatasi masalah yang dialami oleh para promotor event. Contohnya dalam hal distribusi tiket, pengaturan pengunjung, hingga pembuatan hiburan yang inovatif,” jelas CEO GO-JEK Nadiem Makarim dalam siaran pers yang diterima Tech in Asia Indonesia.

Setelah akuisisi ini, manajemen dan tim operasional LOKET akan tetap bekerja secara independen.


Didirikan oleh Edy Sulistyo pada tahun 2013, LOKET telah menghadirkan beberapa layanan, mulai dari pemesanan tiket secara online, hingga menyediakan gelang RFID untuk para pengunjung event. Gelang RFID tersebut berfungsi untuk mengontrol akses masuk, aktivasi brand, sistem pembayaran tanpa uang tunai, hingga analisis big data.

Pada bulan Juni 2016 yang lalu, mereka berhasil mendapat pendanaan Seri A dengan nilai yang tidak disebutkan. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Sovereign’s Capital, serta diikuti oleh East Ventures.

Di Indonesia sendiri telah ada beberapa startup yang juga menghadirkan layanan penjualan tiket event, mulai dari Goers hingga BookMyShow. Menarik untuk ditunggu bagaimana mereka bisa bersaing dengan GO-JEK dan LOKET yang telah menyatukan kekuatan ini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)


Sumber: techinasia

Monday, 9 February 2015

Pertimbangkan Lima Pertanyaan Ini Sebelum Memilih Co-Founder


Jalan tercepat untuk gagal ketika menjalin sebuah hubungan adalah dengan membuat keputusan yang terlalu cepat dalam menentukan siapa “Yin untuk Yang Anda”. Tentu saja Anda akan menyukai siapapun “yang mengatakan hal benar”, tetapi sama seperti setiap hubungan lain Anda pun harus menggali dan menganalisis kompatibilias saat memilih Co-Founder Anda. Founder dan CEO LaSalle Network Tom Gimble mengemukakan, setidaknya ada lima hal yang harus dipertimbangkan sebelum memilih Co-Founder.
Apa yang dikemukakan oleh Tom berawal dari sebuah pertanyaan yang diajukan oleh Dmtri Pisarenko melalui kolom ‘Ask the Expert‘ situs Entrepreneur.

Q: Ketika saya menemukan co-founder yang potensial, apakah ada cara sistematis untuk mengetahui jika kami beredua kompatibel satu sama lainnya sebelum menjadi co-founder sesungguhnya? Dan apa yang harus saya tawarkan kepadanya sebagai imbalan untuk upaya mereka jika saya belum memiliki traksi?

Tom menjawab, “Pertanyaan pertama yang harus ditanyakan (kepada diri Anda) adalah kenapa kau ingin orang tersebut menjadi rekanmu. Jangan mengajak seseorang hanya karena Anda membutuhkan dukungan. Pastikan bahwa mereka memiliki potensi jangka panjang.”
Lebih jauh Tom menjelaskan dengan mengasumsikan Anda yang berada di “kursi kemudi” dan memiliki konsepnya, mintalah rekan potensial Anda untuk mengemukakan visi dan rencananya. Selain itu pertimbangkan juga lima pertanyaan berikut ini sebagai tambahan.

1. Bagaimana Mereka Melakukan Hal Serupa Dalam Peran Sebelumnya?

Tak dapat diperdebatkan lagi, ini adalah “sewa terbesar” Anda untuk membawa perusahaan ke tingkat berikutnya, jadi jangan cepat-cepat saat mengajak seseorang yang ternyata hanya bicara banyak dan tak ada tindakan. Akan lebih mudah bagi mereka (co-founder potensial Anda) untuk berasimilasi dengan permintaan peran jika mereka telah melakukan sesuatu yang serupa sebelumnya. Mintalah mereka melakukan presentasi yang menggambarkan apa yang mereka lakukan sebelumnya sehingga mereka paham apa yang Anda inginkan dari mereka.

2. Apa Jenis Metrik yang Mereka Gunakan untuk Mengukur Aktivitas?

Dengan mencari tahu ini, dapat menghasilkan beberapa skenario berbeda. Satu, mereka mengukur dalam format yang sama seperti perusahaan Anda. Dua, mereka mengukur dalam format berbeda yang berpotensi merampingkan proses yangsudah ada. Tiga, mereka tidak memiliki metrik apapun dan ini berarti harus menaikan “bendera merah”. Atau empat, mereka punya metrik yang salah sehingga perlu diskusi lebih lanjut sebelum bergabung sebagai rekan.

3. Berapa Jangka Waktu dan Harapan Pertumbuhan Mereka?

Tanda-tanda proyeksi pertumbuhan dapat membantu mengukur apakah mereka bermain aman, meresikokan semua, atau berada di antaranya. Hal ini akan memperingatkan Anda jika mereka memiliki proyeksi pertumbuhan pendapatan yang tidak realistis tanpa memberikan sejarah ke perusahaan dan tren industri, menunjukkan tanda kurangnya perhatian dalam meluangkan waktu untuk menemukan bakat berkualitas, atau mungkin mereka memproyeksikan hal yang tidak praktis dalam mempekerjakan karyawan baru.

4. Berapa Banyak Waktu yang Dihabiskan Dengan Mereka?

Bermitra adalah hubungan sosial dan bisnis. Anda akan berbagi informasi keuangan pribadi, jadi Anda perlu untuk menyukai mereka dan mempercayai mereka. Anda juga perlu memastikan hobi mereka tidak akan mengganggu. Ini kemitraan, jadi jika mereka akan bermain golf sepanjang musim panas saat Anda sedang bekerja, itu akan menyebabkan banyak kekacauan.

5. Apakah Anda Menginginkan Mereka untuk Menanam Modal?

Jika demikian, Anda harus meminta untuk melihat laporan keuangan pribadi mereka. Jika tidak, maka secara teknis mereka adalah karyawan Anda dengan asumsi mereka memiliki ekuitas lebih sedikit jika ada. Jangan percaya perkataan orang yang Anda tidak tahu bahwa mereka memiliki uang. Tom mengatakan, “Saya percaya perkataan mitra secara harafiah, Anda harus mengharapkan mereka untuk menjadi transparan dan komunikatif dengan Anda.”

“Jika Anda sebenarnya meminta mereka untuk membuat pseudo business planatau menghabiskan banyak waktu, Anda dapat menawarkan untuk membayar mereka. Tergantung dengan bisnis dan pengalaman mereka, Anda mungkin menawarkan $1.000 hingga $2.500. Ini menunjukkan Anda sungguh-sungguh dan berkomitmen,” tutup Tom.


Penulis : Adjie Priambada (dailysocial)
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com