Showing posts with label Investasi. Show all posts
Showing posts with label Investasi. Show all posts

Tuesday, 14 April 2015

5 Tips Tanamkan Skill Bisnis Pada Anak Sejak Dini


Di saat persaingan dunia kerja semakin ketat, sudah saatnya kita berfikir tidak lagi untuk mendapatkan pekerjaan namun bagaimana menciptakan pekerjaan. Menciptakan pekerjaan bukan berarti mampu membuat perusahaan atau bisnis skala besar. Namun setidaknya bisa bisa menjadi pegangan hidup diri sendiri, syukur-syukur dapat berkembang dan dapat menyediakan lapangan kerja untuk orang lain.

Demikian juga untuk para orang tua, mungkin tidak sedikit yang sudah menyadari hal tersebut. Para orang tua yang berpandangan jauh ke depan tentu ingin membekali anaknya dengan kemampuan berwirausaha sebagai altenatif mencari pekerjaan. Bahkan banyak juga orang tua yang sudah berpandangan agar anaknya bisa menjadi pengusaha sukses nantinya. Bukan hal berlebih, namun ini realistis.

Jika kita bisa mendidik anak menjadi seorang pebisnis andal mulai dari sekarang, kenapa tidak? Dan berikut Maxmanroe punya 5 tips bagaimana menanamkan skill bisnis pada anak sejak dini.

Pengenalangan Konsep Uang

Yang dimaksud mengenalkan konsep uang kepada anak bukan hanya mengenai bentuk serta nilainya saja, namun yang lebih penting adalah penggunaan dan bagaimana cara menghargai uang. Beberapa orang tua mungkin ada yang berfikir anak jangan terlalu banyak berhubungan dengan uang. Entah dengan alasan apapun, namun kenyataannya mengenalkan dengan baik konsep uang menjadi modal yang sangat berharga bagi seorang anak dalam hal pola pikirnya terhadap uang dikemudian hari.

Yang tak kalah pentinganya yakni bagaimana anak memperlakukan uang yang dimiliki. Anak harus di fahamkan bahwa uang adalah benda yang berharga dan tidak boleh diperlakukan sembarangan. Pendidikan ini tidak bermaksud untuk “mendewakan” uang, namun bagaimana mereka menggunakan  uang tersebut sesuai dengan kebutuhan dan lebih menghargai apa yang mereka miliki. Kebiasaan dari kecil menyepelekan uang, sedikit banyak akan berdampak pada pengelolaan keuangan anak tersebut ketika dewasa.

Pengenalan Lingkungan Bisnis

Tips berikutnya adalah mengenalkan lingkungan bisnis kepada anak. Sebagai contoh yang paling sederhana adalah pasar rakyat atau pasar tradisional. Apa yang bisa didapatkan anak? Dengan mengajak akan ke pasar, ia akan terbiasa melihat dan mendengar proses transaksi barang secara langsung.

Anak perlahan akan merekam bagaimana proses jual beli tersebut dilakukan. Ada proses tawar menawar, proses menimbang, orang berpromosi menjajakan dagangan. Hal tersebut perlahan juga akan membentuk skill wirausaha dalam diri anak.

Atau jika mempunyai rekan yang menjalankan bisnis semisal bisnis toko roti. Bisa kita ajak masuk ke toko tersebut melihat proses produksi, bagaimana melayani konsumen serta hal hal lain terkait usaha tersebut. Namun tetap ingat porsinya, jangan sampai anak justru merasa penat dan malah tidak nyaman.

Potensi Bisnis Dari Hobi

Setiap anak umumnya mempunyai ketertarikan atau hobi yang berbeda-beda. Dari hobi tersebut tidak jarang pula mempunyai potensi untuk memunculkan skill bisnis anak. Sebagai contoh bagi mereka yang baca buku dan mempunyai komik banyak, bisa menawarkan untuk disewakan pada teman-temannya. Kemudian untuk jangka panjang jika anak nampak hobi menulis, mulai kenalkan bahwa profesi penulis juga mempunyai prospek yang baik.
Ajarkan bagaimana menyalurkan hasil tulisan anak ke majalah, upload di website atau yang paling sederhana dikenalkan di mading sekolah. Perlahan jika anak sudah mendapatkan feedback berupa pujian atau bahkan nominal uang meski tidak banyak, akan timbul optimisme menjadikan hobinya sebagai pekerjaan.

Gunakan Permainan Sederhana

Permainan adalah hal yang paling dekat dengan dunia anak. Dan dengan permainan sederhana seperti monopoli anak bisa mulai belajar tentang bisnis. Mengelola keuangan, memutuskan mana yang harus dibeli hingga mempertahankan agar tidak bangkrut semuanya bisa dipelajari lewat permainan yang satu ini.

Selain itu jika anak sudah fasih dengan gadget seperti tab, kini teknologi telah memfasilitasi pembejaran skill bisnis dalam permainan yang lebih beragam. Macam permainan yang bisa dipilih seperti permainan mengelola sebuah cafĂ© atau restorant, menjalankan peternakan, mengelola kota dan masih banyak lainnya. Pilihkan #game yang mendidik dan tetap kontrol waktu bermain anak.

Pentingnya Konsep Meminjam

Konsep meminjam merupakan hal sederhana namun sangat penting ditanamkan dengan baik pada anak. Anak harus difahamkan adanya tanggung jawab jika meminjam sesuatu dan ada kewajiban untuk menanyakan miliknya yang dipinjam orang lain.

Rasa tanggung jawab yang besar ketika sedang meminjam sesuatu tentu akan memberikan dampak positif ketika ia masuk dunia bisnis nantinya. Dan menanyakan sesuatu yang dipinjam adalah keharusan, karena dengan begitu anak akan lebih peduli dengan apa yang dimiliki tidak membiarkan begitu saja jika hilang.

Mendidik anak untuk menjadi apapun nantinya memang pilihan orang tua. Namun kembali pada kenyataan makin sulitnya mencari lapangan pekerjaan yang layak, menjadikan kemampuan bisnis salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap anak. Berikan secara proporsional dan bijak, maka anak akan berkembang menjadi pribadi yang siap di masa depan.


Sumber: Maxmanroe

Kenali 5 Resiko ini Sebelum Merintis Bisnis Baru


“Waktunya Ciptakan Pekerjaan, bukan Mencari Pekerjaan!” Kampanye bisnis tersebut mungkin semakin banyak didengungkan utamanya untuk para jiwa muda yang sedang mencari jalan karir. Pada dasarnya pemikiran tersebut sangatlah baik bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu solusi kemajuan dan kemandirian ekonomi individu maupun secara nasional.
Bagi siapa saja yang mengamini pemikiran di atas, tahap awal merintis bisnis menjadi momen aktualisasi ide untuk segera di wujudkan. Dengan semangat serta berbekal konsep matang, para pebisnis pemula terjun ke dunia bisnis sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sebagian mungkin akan berhasil namun tidak sedikit yang akan terseleksi alam bahkan harus gulung tikar sebelum bisnisnya berkembang.
Tulisan kali ini dibuat benar-benar bukan untuk melunturkan semangat berbisnis namun sebaliknya. Diharapkan akan timbul kesiapan jika kita mendalami terlebih dahulu mengenai resiko apa saja yang mungkin kita hadapi ketika awal membangun usaha. Dan semoga ulasan mengenai 5 resiko utama saat merintis bisnis baru berikut ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian.
1. Resiko Keuangan
Resiko yang pertama adalah resiko keuangan. Ketika memulai usaha, tentu kita dihadapkan pada masalah keuangan terkait modal dan biaya operasional awal. Untuk memenuhi aspek tersebut sebagian pebisnis pemula ada yang menggunakan dana tabungan pribadi, pinjaman, atau mungkin mendapatkan pendanaan dari sebuah badan.
Dari manapun sumber keuangan tersebut kita harus mampu menyusun perencanaan keuangan yang matang terlebih dahulu. Di dalamnya termasuk biaya pengeluaran, pemasukan, kebutuhan tak terduga hingga resiko keuangan lain yang mungkin muncul. Tahap akhir tentu dengan melakukan kalkulasi semua item keuangan tersebut. Jika memang sudah layak, baru kita siap menjalankan bisnis tersebut.

2. Risiko Barang/ Produk

Resiko yang terkiat dengan produk umumnya berhubungan langsung dengan konsumen dan pasar. Permasalahan utama adalah apakah produk yang kita tawarkan benar-benar diperlukan konsumen, apakah produk kita nantinya dapat bersaing dengan produk sejenis dan akankah produk tersebut mempunyai peluang pasar yang luas dan dapat bertahan lama.
Semua resiko tersebut sangat mungkin muncul jika kita lalai dalam melakukan pengamatan awal terhadap produk kita. Terkait dengan pengamatan, memang membutuhkan usaha dan waktu tersendiri. Namun ini menjadi langkah yang sangat penting. Ketika kita sudah mempunyai perkiraan bahwa produk kita mempunyai daya jual dan daya saing tinggi, kita bisa memulai bisnis tersebut.

3. Resiko Pasar

Berkaitan dengan poin kedua, resiko selanjutnya yakni terkait potensi pasar dari bisnis yang akan kita masuki.  Konsumen dari setiap produk selalu unik dan mempunyai pasar-nya sendiri. Kemampuan bagaimana kita mengenali pasar spesifik tersebut akan menentukan kesuksesan bisnis di masa depan.
Cara  yang paling sederhana untuk mengatasi resiko ini tentu dengan banyak bertanya dan melihat. Bagaimana perilaku target pasar, bagaimana mereka membeli, apa yang menarik menurut mereka, dan proses eksekusi awal seperti apa yang paling tepat bagi kelompok konsumen tersebut harus diperhatikan dengan baik.
Selain itu pasar juga termasuk pesaing yang akan kita hadapi nantinya. Dalam pasar yang telah terbentuk sudah barang tentu ada pesaing yang telah memulai usaha lebih dulu, kecuali untuk bidang usaha unik yang masih sangat baru. Ada beberapa trik untuk memanfaatkan pesaing, salah satunya yakni dengan mencuri  ilmu bagaimana pesaing tersebut dapat maju dan bertahap. Selain itu yakni dengan menyediakan inovasi yang belum dimiliki oleh pesaing tersebut agar konsumen lebih tertarik.

4. Resiko Tim Bisnis

Bagi yang memulai bisnis non-individual alias membutuhkan tim, akan menghadapi resiko tambahan terkait bagaimana membentuk tim bisnis yang solid dan dapat memajukan bisnis bersama-sama. Selain kita sendiri sebagai pemilik usaha, terdapat pegawai, rekan pengelola dan pemodal bisnis (jika ada). Semua pihak tersebut tentunya membawa resikonya sendiri-sendiri.
Langkah yang paling bijak, karena memang bisnis kita masih awal dijalankan akan lebih baik membatasi pihak yang terlibat. Semakin sedikit anggota tim akan memberikan pengaturan yang lebih mudah. Selain itu komunikasi rutin juga menjadi kunci suksesnya sebuah tim bisnis.
5. Resiko Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan atau eksekusi mungkin menjadi tahap yang paling memacu adrenalin. Resiko tidak diminati atau bahkan lebih parah menerima respon buruk dari konsumen menjadi kemunkinan yang bisa saja dihadapi. Pada tahap ini langkah yang bisa diambil adalah dengan melakukan pre-launching yang mengesankan. Perhatikan setiap detil bisnis, kemudain adakan pre-launching dengan mengundang konsumen potensial atau bisa juga dengan melakukan promosi.
Resiko selalu menjadi sisi mata uang dunia bisnis yang tidak mungkin dihindari. Namun yang harus diyakini siapa saja yang ingin merintis bisnis adalah kita bisa mengontrol resiko tersebut. Yang dibutuhkan adalah persiapan yang matang dan ketika resiko tersebut muncul kita sudah mempunyai jurus mengatasinya. Semangat berbisnis!


Sumber: Maxmanroe

Monday, 13 April 2015

Zeemi.tv raih pendanaan awal USD1 juta dari DeNA dan 500 Startups


Platform live-streaming Zeemi.tv hari ini mengumumkan memperoleh pendanaan tahap awal (seed funding) dengan total lebih dari USD1 juta (Rp12,8 miliar). Putaran pendanaan ini dipimpin oleh DeNA dan diikuti oleh 500 Startups.

Tom Damek selaku Co-Founder Zeemi.tv seperti dikutip dari press release yang diterima Tech in Asia mengungkapkan bahwa DeNA dan 500 Startups akan membantu mengembangkan Zeemi.tv, “DeNA sudah berpengalaman menjalankan Showroom, platform live-streaming terkemuka di Jepang, sehingga kami bisa mendapatkan lebih banyak ilmu untuk mengembangkan produk kami. Sementara jaringan yang dimiliki 500 Startups, berpotensi membuat Zeemi.tv menjadi ‘rumah’ bagi jutaan penduduk di Indonesia.”

Dana segar yang diperoleh tersebut akan digunakan untuk pengembangan strategi pemasaran dan teknologi mereka sehingga bisa menumbuhkan basis pengguna di tanah air. Selain itu Zeemi.tv juga akan mendorong pengembangan aplikasi mobile di platform Android dan iOS untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Zeemi.tv merupakan platform live-streaming yang memungkinkan pengguna berbagi pengalaman atau kemampuan mereka dalam bentuk video. Sebagai bentuk dukungan bagi para pengguna yang mengunggah video, penonton dapat mengirimkan hadiah kepada mereka untuk mendorong interaksi antar keduanya.

Di Indonesia Zeemi.tv akan bersaing dengan CliponYu yang cukup agresif dan berhasil menempati peringkat ke-9 menurut SimilarWeb. Selain itu ada juga Vidio, portal video hasil kerja sama Liputan6 dengan Lakupon.


(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) - idtechinasia

Monday, 23 March 2015

Raih pendanaan kedua, Pricebook berencana gandeng komunitas dan kembangkan aplikasi Android


Startup website pembanding harga Pricebook, hari ini (17/3) mengumumkan baru saja mendapat pendanaan tahap kedua. Dari press release yang kami terima, pendanaan ini melibatkan tiga investor yakni Global Brain Corporation asal Jepang, IMJ Investment Partners Pte. Ltd dari Singapura, dan founder sekaligus Direktur M&S Mitra PTE, Hiro Mashita. Sebelumnya, Pricebook mendapat pendanaan awal dari Incubate Fund (Masahiko Honma) pada September 2013, sebelum hadir di Indonesia pada bulan Desember di tahun yang sama. 

Sayangnya, pihak Pricebook enggan memberikan besaran pendanaan yang diperoleh. Nantinya, pendanaan ini akan digunakan untuk menunjang strategi pemasaran, menambah jumlah karyawan, dan mengembangkan aplikasi mobile. “Saat ini tim Pricebook terdiri dari 12 orang dan kami berfokus pada gadget dan produk elektronik. Kami menyediakan spesifikasi, ulasan produk dan harga dari toko online. Untuk aplikasi mobile, kami masih membicarakan waktu yang tepat kapan peluncurannya, namun pastinya akan hadir lebih dulu di plaftorm Android ,” jelas CEO Pricebook, Tomonori Tsuji. 

Terkait strategi yang akan dilakukan untuk lebih memperkuat cakupan bisnisnya, Tomonori menuturkan pada Tech in Asia bila pihaknya berencana menggandeng sejumlah influencer dan komunitas pecinta gadget. “Kami percaya dengan penyampaian mulut ke mulut akan membuat orang lebih mengenal kami. Selain itu kami juga terus menjalin kerja sama dengan rekanan penjual yang memiliki toko offline. Bila pihak-pihak yang sudah pernah menggunakan layanan kami merasa puas, rasanya akan mudah untuk bergerak ke ranah yang lebih luas,” jelasnya. 

Tren belanja online yang juga didorong oleh semakin mudahnya akses internet membuat Pricebook yakin bila pihaknya bisa terus memberikan solusi bagi semua konsumen, baik yang sudah terbiasa dengan belanja online, maupun yang lebih memilih membeli barang secara konvensional di toko offline. “Kami tidak hanya membandingkan harga, tapi juga memberikan solusi bagi konsumen atau pelaku bisnis yang masih menggunakan sistem jual beli tradisional,” tambah Tomonori. 

Pricebook saat ini mengklaim telah bermitra dengan ratusan toko gadget di Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya di Indonesia. Startup ini juga menyediakan forum yang memungkinkan konsumen mendapatkan jawaban seputar produk. Sementara untuk pedagang disediakan ulasan toko dan data pasar untuk mendukung pemasaran online dan offline. 

Di Indonesia, startup asal Jepang ini berada di bawah PT Pricebook Digital Indonesia dan menghadirkan layanan yang sesuai dengan pasar lokal. Dalam sebulan, Pricebook mengklaim berhasil menjaring ratusan ribu pengunjung yang menggunakan layanannya. Meski begitu, cukup banyak kompetitor yang bermain di ranah ini, seperti PriceArea, Telunjuk, dan Priceza


(Diedit oleh Lina Noviandari)
Sumber: idtechinasia

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com