Wednesday, 18 March 2015

Tiga tips dari founder DeNA untuk para entrepreneur muda

Dari kiri ke kanan: Shun Usami, Tomoko Namba, Wako Ota, dan Doga Makiura
Semua orang mengatakan bahwa pemimpin bisnis di Jepang perlu menumbuhkan inovasi dan entrepreneurship, khususnya di kalangan generasi muda negara tersebut. Sebuah saran yang sering diacuhkan banyak entrepreneur, tapi tidak oleh founder DeNA, Tomoko Namba. 

Hari Kamis (12/3) lalu ia menghadiri acara Startup Conference 2015 sebagai pembicara. Namun, alih-alih memberikan sambutan tentang bagaimana cara menjadi seorang entrepreneur, ia ditanyai oleh tiga entrepreneur muda Jepang. Ketiganya berumur antara 21 dan 22 tahun, yaitu Shun Usami, founder aplikasi belajar bahasa Inggris Mikan; Wako Ota, founder website e-commerce Kaumo; dan Doga Makiura yang sedang mengembangkan sebuah perusahaan data personal. Wako dan Doga memutuskan berhenti kuliah untuk mendirikan startup. 

Ketiga pemuda itu dipilih oleh Yoshihiko Kinoshita, founder dari Skyland Ventures sebuah perusahaan VC pemberi pendanaan tahap awal, dan juga penyelenggara dari konferensi tersebut. “Mereka semua lahir di tahun 1992 […] Saya memilih mereka karena ketiganya mempunyai dedikasi untuk membuat inovasi baru dan berusaha keras untuk mewujudkannya,” ungkap Yoshihiko kepada Tech in Asia. 

Tomoko pun setuju dan di saat keriuhan para pengunjung mulai mereda, ia pun diminta memberikan kesan terakhir kepada para pengunjung. Ia menatap lebih dari 2.000 pemuda yang hadir dan mengatakan, “Dengan melihat ketiga pemuda ini saya rasa sudah cukup. Permasalahan terbesar yang dihadapi Jepang saat ini adalah ajaran [salah] yang kita miliki sejak masih muda [ketika kita dibesarkan untuk tidak membuat kesalahan]. Tanyakanlah hal itu dan pikirkanlah apa yang dilakukan ketiga pemuda ini dah mulailah melakukan aksi.” 

Percakapan semakin meluas, ada juga beberapa nasihat dan juga selingan humor. Berikut adalah tiga pertanyaan menarik dalam konferensi tersebut: 

Kapan Anda mendirikan DeNA, dan apakah Anda memiliki role model? 

Saya menghargai semua orang tapi saya tidak pernah berpikir “Saya ingin menjadi orang itu.” Saya tidak memiliki seorang role model. Namun, apabila saya harus menyebutkan orang yang paling mengesankan di dunia ini, mungkin orang itu adalah Kei Nishikori, pemain tenis profesional Jepang. 

Apabila sekarang Anda adalah mahasiswa, apakah Anda akan mendirikan sebuah perusahaan? 

Mendirikan sebuah perusahaan hanyalah sebuah formalitas saja bukan? Hal yang lebih menarik adalah apa yang ingin Anda lakukan. Namun, jika hingga di tahun ketiga perkuliahan Anda belum melakukan banyak hal, mungkin Anda tidak mempunyai naluri “Saya ingin melakukan ini.” Apabila saya seorang mahasiswa, saya akan bekerja di perusahaan yang memberikan saya kepemilikan dari sebuah bisnis. 

Kemudian saya bisa meningkatkan kemampuan saya. Hal lain yang saya inginkan adalah mendirikan bisnis sendiri dan mengerjakan ide tersebut di saat saya berada di perusahaan sekarang atau mengerjakan ide tersebut di perusahaan berbeda. 

Seberapa besar perusahaan perlu berkembang hingga harus merekrut seorang kepala HR? 

140 orang. Jika sudah memiliki 140 orang karyawan, saya akan memutuskan semua hal termasuk gaji kepada HR. Dan setelah mencapai angka tersebut, saya juga berhenti melakukan perekrutan karena tidak ada gunanya mencari karyawan lagi sebelum saya dapat mengenali semua karyawan saat ini. Saat waktu itu tiba, saya tidak merasa semuanya menjadi semakin buruk karena saya tidak bisa memantau semuanya. Melainkan, saya merasa DeNA semakin kuat. 



(Diedit oleh Ketut Krisna Wijaya dan Lina Noviandari)
Sumber: idtechinasia

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com