1. Founder Nonton juga merupakan founder Rumah123
Nonton mulai diluncurkan pada 15 Oktober 2013. Website ini didirikan oleh beberapa founder, yakni Simon Bessant sebagai CEO, Nucky P. Djatmiko sebagai COO, dan Joachim Rohn pada jajaran direksi. Menariknya, salah satu founder Nonton yakni Nucky P. Djatmiko juga merupakan founder website properti online terkemuka di Indonesia Rumah123 dan website otomotif online Mobil123. Anggota tim Nonton lainnya adalah Nur Anasta Rahmat sebagai CMO dan Meddy Papinka sebagai Chief of Sales startup ini.
2. Sinetron jaman dulu
Melalui website ini, Anda bisa menonton berbagai macam video, mulai dari film, acara tv, drama korea, video personal, hingga sinetron. Ya, Anda bisa menemukan berbagai macam judul sinetron Indonesia di website ini. Ingin bernostalgia dengan Panji Manusia Milenium atau Tuyul & Mba Yul? Anda bisa menemukannya di Nonton. Hingga kini sudah ada sekitar 45.000 video yang tersedia di website ini untuk Anda tonton. Sejak gencar berpromosi mulai Januari tahun ini, Nonton telah mendapat 70.000 pengunjung dan 300.000 pageview per harinya.
3. Menggunakan bandwith lokal
Sama seperti YouTube, Nonton menggunakan bandwith lokal. Ini tentunya memungkinkan loading dan streaming yang cepat, sehingga pengguna bisa dengan mudah menonton dan meng-upload video. Namun tentu saja, kecepatan streaming juga tergantung pada kecepatan internet Anda.
4. Bersaing dengan YouTube tapi…
Meski tidak secara head-to-head, Nonton harus berhadapan dengan YouTube yang merupakan website streaming video populer di Indonesia. Bagaimanapun, tim Nonton mengatakan bahwa pengguna memiliki tujuan yang berbeda ketika mengakses YouTube dan Nonton. Pengguna Nonton biasanya adalah orang-orang yang memang menonton film, acara tv, tv show, dan sejenisnya yang berdurasi lama; sedangkan YouTube lebih ke arah video-video general berdurasi pendek dan sedang.
Selain YouTube, website streaming film dan video seperti Cinemaindo, Comotin tentunya juga merupakan pesaing website ini. Bagaimanapun, tim Nonton mengklaim bahwa mereka mempunyai user experience yang lebih bagus. Selain itu, tidak seperti website streaming film lokal lainnya, Nonton menjamin kenyamanan pengguna dengan tidak mengijinkan iklan-iklan perjudian maupun seksual di website-nya. Hingga kini, sudah ada lebih dari 40.000 pengguna terdaftar di Nonton dengan 50.000 video ditonton per harinya.
5. Masih bootstrapping
Saat ini, Nonton merupakan startup yang masih bootstrapping, dalam artian segala dana operasionalnya masih menggunakan dana pribadi para foundernya. Nonton menghasilkan uang melalui iklan in-stream video dan juga iklan banner di websitenya.
6. Take Down Notice
Video-video yang ditampilkan di Nonton berasal dari dua sumber, yakni dari pengguna dan dari Nonton sendiri yang bekerjasama dengan provider konten seperti Multivision. Untuk konten hasil kerjasama Nonton dengan provider konten tentunya tidak memunculkan masalah terkait hak cipta, tapi bagaimana dengan konten dari pengguna? Menurut tim Nonton, website ini menerapkan sistem yang serupa dengan YouTube yakni Take Down Notice dengan menyediakan halaman pengaduan. Konten dari pengguna bisa sewaktu-waktu ditarik jika ada yang mengajukan komplain, entah terkait hak cipta, konten yang tidak pantas, penyalahgunaan konten, dan lain sebagainya.
7. Tantangan dan rencana
Menurut tim Nonton, tantangan terbesar website ini adalah banyaknya pengguna di Indonesia yang masih berlangganan internet dengan sistem kuota dibanding unlimited. Ini tentunya membatasi jumlah film yang bisa mereka tonton. Misalnya, untuk satu film pengguna bisa menghabiskan kuota 400MB, dengan kuota 4GB mereka hanya bisa menonton 10 film. Untuk mengatasi hal ini, Nonton berencana untuk bekerjasama dengan ISP (internet service provider) lokal untuk menyediakan kuota yang lebih besar tanpa kenaikan tarif yang signifikan. Nonton juga akan terus meningkatkan user experience untuk menjaring lebih banyak pengguna.
(Diedit oleh Ketut Krisna Wijaya)- Techinasia