Startup e-commerce baru ini memperoleh putaran pendanaan pra-seri A sebesar tujuh digit USD dengan nilai pasti yang tidak disebutkan dari sekelompok VC, angel investor internasional, dan institutional backer. Bagaimanapun, HappyFresh belum mengungkap identitas dari para investor tersebut. Startup yang didirikan pada Oktober 2014 ini mulai menyediakan layanannya pada bulan Februari lalu dengan sistem invite-only, dan dibuka untuk umum mulai bulan ini.
HappyFresh memiliki tujuh co-founder, masing-masing mempunyai pengalaman dalam bisnis teknologi. Markus Bihler menjabat sebagai CEO, Fajar Budiprasetyo sebagai CTO, Benjamin Koellmann sebagai COO, Dr. Konstantin Lange sebagai CFO, Kai Kux sebagai CCO, Tim Marbach sebagai Executive Chairman dan investor, serta Stefan Jung dari Monk’s Hill Ventures sebagai penasihat.
Fajar sendiri merupakan salah satu figur di balik Koprol, jejaring sosial lokal yang diakuisisi oleh Yahoo. Sedangkan Stefan Jung sudah memiliki segudang pengalaman di Rocket Internet dan salah satu pendiri Zalora, Lazada, dan FoodPanda.
Shopper yang siaga
HappyFresh mengklaim telah menandatangani kemitraan eksklusif dengan sejumlah toko di Kuala Lumpur dan Jakarta – namun, startup ini belum mengungkapkan nama-nama dari para mitranya. Salah satu pembeda layanan HappyFresh dengan yang lain adalah setiap pesanan dilayani oleh shopper yang secara permanen bersiaga di toko mitra HappyFresh. Aplikasi ini memungkinkan pengguna menjadwalkan pengiriman bahan makanan beberapa hari sebelumnya.
Markus Bihler mengatakan bahwa ide HappyFresh muncul karena adanya kebutuhan akan makanan yang sehat di tengah padatnya jadwal yang dimiliki penduduk urban:
Satu-satunya cara adalah makan di luar. Tapi kita ingin tahu apa yang kita makan dan tentunya akan menyenangkan jika mampu menyiapkan makanan di rumah dengan teman dan keluarga. Memiliki bahan makanan segar yang dikirim ke depan pintu Anda mungkin bisa menjadi solusi.
Menurut Markus Bihler dan Tim Marbach, timnya menyadari potensi pasar grocery di Asia Tenggara dan keinginan penduduk urban untuk makan makanan yang sehat. Terjebak macet saat ingin berbelanja bahan makanan di kota-kota besar seperti Jakarta juga salah satu masalah yang ingin dipecahkan oleh HappyFresh.
HappyFresh hanya tersedia dalam bentuk aplikasi mobile karena ingin menargetkan pelanggan di Asia Tenggara yang mobile-savvy. Startup ini mengklaim telah memiliki lebih dari 40.000 item di aplikasinya. HappyFresh kini tersedia pada platform iOS dan Android. Di Indonesia, secara tidak langsung HappyFresh akan bersaing dengan layanan seperti Go-Jek yang juga menawarkan pilihan pengiriman, serta website e-commerce grocery seperti SukaMart.
Sumber: idtechinasia