Ryu Kawano Suliawan, pendiri startup yang bergerak dibidang payment gateway Veritrans, mempunyai mimpi besar. Ia ingin Indonesia tak punya masalah lagi dalam online payment. Meskipun demikian, untuk saat ini ia dengan penuh kesadaran menyatakan bahwa mimpinya tersebut tak akan segera terwujud dalam waktu dekat, bahkan tidak untuk dua atau tiga tahun ke depan dengan belum matangnya industri e-commerce di Indonesia.
“Masih banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi, tetapi jika sebuah usaha banyakhurdle-nya itu pertanda bahwa usaha tersebut masih bisa terus berkembang,” tutur lulusan Harvard Business School ini.
Veritrans yang baru-baru ini merayakan ulang tahun kedua pada tanggal 2 Oktober lalu, merasakan ada banyak hal yang menggembirakan. Selama dua tahun ini, Veritrans berhasil mengalami pertumbuhan konsisten sebesar 40 persen per bulan selama dua tahun. Ryu mengatakan bahwa pertumbuhan perusahaannya juga didorong juga oleh pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Payment gateway bisa menjadi sebuah indikator pertumbuhan e-commerce di sebuah negara sebab model bisnis ini tidak bisa berkembang bila e-commerce di wilayah tersebut tidak berkembang.
Ryu yang mengakui mempunyai ketertarikan dengan angka memiliki sederet pengalaman di bidang tersebut. Setelah meraih gelar Bachelor of Art in Economics di Claremont McKenna College, Amerika Serikat, pada tahun 2006, ia bekerja sebagai Financial Analyst di Lazard Freres & Co di San Fransisco selama satu tahun.
Berikutnya ia bekerja selama hampir tiga tahun sebagai Associate di Texas Pacific Group (TPG Capital) di Tokyo, Jepang yang merupakan salah satu firma Private Equity terbesar di dunia. Pada tahun 2011, bersamaan dengan waktunya menyelesaikan gelar Masternya di Harvard Business School, Ryu mendirikan perusahaan sendiri PT. Midtrans atau yang lebih kita kenal sebagai Veritrans.
Saat memutuskan untuk mendirikan Veritrans, Ryu bersandarkan kepada keputusan mendirikan bisnis karena ingin menyelesaikan masalah. Ini hal yang diyakini bahwa bisnis didirikan karena ada masalah yang ingin dipecahkan. Ia melihat Indonesia masih memiliki permasalahan pembayaran online, terutama bagi bisnis menengah ke bawah.
Saat ini Veritrans telah menjadi payment gateway bagi beberapa pemain e-commerce besar dalam negeri. Ryu mengatakan telah melayani mereka sejak perusahaan tersebut baru tumbuh. Ketika mereka menjadi besar, perusahaannya pun ikut tumbuh bersama merchant yang menggunakan jasa Veritrans. Saat ini makin banyak layanan e-commerce besar yang mengunakan layanan Veritrans, sebut saja Bhineka, Berrybenka, Bilna, Groupon, PinkEmma, Tokopedia, Traveloka, Luxola. Bahkan perusahaan besar seperti blitzmegaplex dan raksasa ritel MAP memakai jasanya.
Ryu mengatakan bahwa Veritrans akan tetap membantu e-commerce baik besar maupun kecil. Bahkan ia mengatakan justru akan tetap fokus kepada bisnis menengah ke bawah. “Bagi bisnis menengah ke bawah untuk menerima pembayaran online itu sangat susah dan butuh biaya jutaan. Dengan Veritrans biaya tersebut bisa diturunkan,” ujarnya.
Ini yang membedakan Veritrans dengan online payment lainnya. Menurut Ryu, “ E-commerce di Indonesia baru mulai berkembang, dalam lima tahun mendatang akan terus bertumbuh. Jadi semua merchant kecil maupun besar harus tetap dilayani.”
Sebagai entreprenuer Ryu percaya dalam kesuksesan tetap ada elemen keberuntungan, tetapi dengan tegas ia mengarisbawahi bahwa keberuntungan tidak bisa diraih dengan mudah tanpa disertai dengan kerja keras. “Kalau mau lihat, pengusaha sukses semuanya pekerja keras dan beruntung,” ujar anak kedua dari empat bersaudara ini. Ryu juga menceritakan bahwa kerja keras adalah nilai yang diturunkan orangtuanya yang hingga kini ia pegang teguh dalam menjalankan bisnisnya.
Sukses yang ia raih bersama Veritrans pun bukan berarti tanpa kerja keras. Pengalaman yang tak terlupakan bagi Ryu adalah mendapatkan merchant pertamanya, yaitu online marketplace untuk jasa desain Sribu. “Karena baru saat itu sistem Veritrans belum teruji, butuh berkali-kali meetingsebelum akhirnya mereka setuju,” kenang Ryu.
Ketika banyak pengusaha yang mendirikan lebih dari satu perusahaan, Ryu justru tak berniat untuk membuat perusahaan lainnya. Ia tetap akan serius menggarap Veritrans. Baginya mimpi yang ingin diraih dalam hidupnya sudah diterjemahkan dalam perusahaan yang ia garap saat ini.
[Foto: Dok. Pribadi]