Sunday 22 March 2015

Lima poin yang harus diketahui sebelum menjadi CEO di usia muda


Berapa usia Mark Zuckerberg saat ia memikirkan pembuatan raksasa jejaring sosial Facebook? Pemuda kelahiran 1984 tersebut sudah meluncurkan Facebook di tahun 2004 dan kini karya buatannya tersebut meraup IPO sebesar USD 16 milyar (Rp 210 triliun) membuat ia menjadi 29 pemuda terkaya di dunia saat usianya 28 tahun. 

Di Indonesia sendiri sudah ada pemuda lainnya yang sukses menjalankan usaha startup di usia muda, sebut saja William Tanuwijaya melalui Tokopedia yang menjadi panutan karena berhasil mendapat investasi sebesar USD 100 juta (Rp 1,2 triliun) di 2014 lalu. Atau founder BukaLapak Achmad Zaky yang sukses meraih nilai transaksi lebih dari Rp 1 triliun di 2014 dan empat kali mendapat investasi untuk startup-nya di usia yang tergolong muda.

Kiri-Kanan: CEO Bukalapak Achmad Zaky dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya
Fenomena pengusaha sukses di usia muda bukan lagi impian belaka. Hal ini dapat menjadi suntikan semangat positif bagi generasi muda untuk mulai mencoba terjun di dunia entrepreneurship di usia semuda mungkin. Beberapa investor juga tertarik untuk memberikan pendanaan pada pemimpin muda dengan alasan visioner kaum muda yang semangat untuk meraih kesuksesan. 

Namun sayangnya, pendidikan formal tidak selalu dapat diandalkan untuk membentuk generasi muda agar memiliki pemahaman menjalankan bisnis, terlebih di era internet yang kini kian pesat berkembang. Berikut lima tips pilihan Tech in Asia bagi Anda yang ingin menjalankan bisnis di usia muda: 

1. Ketahui perbedaan antara entrepreneur dan CEO 

Hal pertama yang perlu diketahui seorang CEO muda adalah terdapat pergeseran makna dari seorang entrepreneur menjadi CEO. Seorang entrepreneur dapat menjadi agent of change ; mereka selalu berpikir di luar hal biasanya, menerobos segala tantangan, dan pionir dalam industri. CEO memiliki peranan yang lebih dari itu semua. 

CEO selalu terlibat dalam pengembangan tim dan sangat profesional dalam menyelesaikan pekerjaannya. Ia sebelumnya telah memikirkan segala infrastruktur dan kebutuhan di sekitarnya. Berbeda dengan entrepreneur yang hanya fokus pada tugas yang harus diselesaikan sendiri, seorang CEO sudah menyiapkan daftar yang harus dikerjakan semua orang yang terlibat di dalam perusahaan. 

Seorang entrepreneur dapat memberi saran dan opini terbaik kepada teman dan keluarga saat dibutuhkan, namun CEO harus dapat mengelola timnya dengan baik setiap harinya. Banyak yang mampu menjalani peran sebagai entrepreneur, namun untuk menjadi CEO, kesulitannya jauh lebih tinggi. Anda akan mengemban tanggung jawab yang lebih besar kepada tim untuk menjalani perusahaan. 

2. Memiliki standar fleksibel 

Bayangkan bila Anda di usia muda sudah menjadi CEO. Tentunya hal ini akan mengubah standar yang biasa ditetapkan, karena dalam sebuah penyelesaian pekerjaan, Anda akan berurusan dengan beragam orang dari tim. Sebagai CEO, yang Anda tidak hanya mencari cara menyelesaikan sesuatu, tapi mengubah persepsi Anda bahwa tiap orang mampu menyelesaikan tugasnya masing-masing. Beri tim waktu untuk menyelesaikan pekerjaan agar tercapai kualitas yang lebih tinggi. Intinya, buang jauh-jauh ego perfeksionis Anda dan pikirkan cara agar tim dapat menuju standar yang ditetapkan perusahaan. 

3. Lihat berbagai hal dengan cara yang berbeda 

Ini menjadi hal krusial yang dihadapi seorang CEO. Keputusan yang diambil kadang memang tidak seperti yang dipikirkan kebanyakan orang, seperti evaluasi bisnis, pemilihan rekan kerja, atau bahkan memutuskan mitra potensial untuk bisnis Anda. Pemikiran ini memang tidak bisa didapat begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang dan pengalaman. Mulai belajar untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil akan memberi pengaruh di jangka panjang. Menggunakan perspektif yang telah terlatih akan lebih memudahkan untuk mencapai visi bisnis yang didambakan dengan mudah. 

4. Mengetahui kendala sama pentingnya dengan peluang

Dapat memecahkan berbagai masalah mungkin sifat alamiah seorang entrepreneur, namun akan menjadi bencana bila tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi sebuah masalah agar tidak terus tumbuh dan bisa berbuah masalah baru. Semakin tua usia Anda, akan semakin sulit melupakan krisis saat proposal Anda ditolak klien potensial, atau pitching Anda ditolak investor. Seorang CEO dapat melihat adanya potensi naik atau turunnya keberhasilan sebuah perusahaan melalui kemampuan pengambilan keputusannya. Bila Anda ingin menjadi CEO sukses, cepatlah bangkit dari masa krisis dan pikirkan solusi atas masalah tersebut. 

5. Bersikaplah senatural mungkin 

Di perusahaan, seorang CEO muda akan berhadapan dengan banyak orang yang berumur lebih tua dan juga para investor yang mungkin jauh lebih tua lagi. Hal tersebut mungkin memang akan mempengaruhi sikap Anda dalam keseharian. Tetap tunjukkan lah sisi ‘muda’ Anda, karena di usia yang sangat produktif tersebut para investor percaya untuk menggelontorkan dana untuk perusahaan Anda. Di usia muda, cara berpikir Anda mungkin tidak konvensional dan lebih memilih menyelesaikan masalah secara efektif dan inovatif. Jika Anda tetap mempertahankan jiwa muda, maka para senior di kantor akan lebih mengandalkan Anda dalam pengambilan keputusan. 

Sumber: VentureBeat 

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)



Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com