Monday 2 March 2015

Kingsman: ‘Shoppable Film’ yang Mampu Mempengaruhi Dunia E-commerce


Kingsman: The Secret Service, film ini menceritakan tentang sekelompok agen rahasia yang berkantor di Savile Row, London, tapi Anda akan merasa seperti memasuki film yang membuat Anda fokus pada tampilan visual – terutama pada gerai pakaiannya.

Tidak seperti film-film berkostum lain yang telah muncul sebelum Kingsman, film Kingsman tak hanya memiliki stel pakaian yang menarik perhatian penonton di bioskop. Film tersebut juga telah melakukan suatu terobosan dan gebrakan baru, yakni menjadi film pertama yang bersifat ‘shoppable’, yang pernah ada. Ini maksudnya Anda bisa membeli barang-barang yang Anda temukan dan lihat di film tersebut, bahkan sekarang juga melalui ecommerce di website Mrporter.

Koleksi brand Kingsman ini adalah hasil dari kolaborasi kreatif antara desainer pakaian; Arienne Phillips, sutradara Matthew Vaughn, dan pelaku bisnis online ecommerce, MR PORTER, serta sejumlah brand klasik di Inggris. Itu adalah jenis kerja sama yang kreatif dan cukup komersil. Secara bersamaan, mereka telah membawa gaya berpakaian dari kehidupan agen rahasia Kingsman ke  dunia nyata, karena seluruhnya kini telah tersedia pada situs MR PORTER.

Untuk mengetahui apa rasanya mengerjakan sebuah film yang shoppable, Fashion Designer Arianne Phillips pun bersedia  berbagi pengalaman, serta pemikirannya tentang desain kostum sebuah film, interview bersumber dari Vulcanpost.com

Di dalam markas besar Kingsman
Awal Mula Ide ‘Shoppable Film’ Terbentuk

Gagasan bahwa suatu film bisa bersifat shoppable, bukanlah suatu gagasan yang baru. Selama bertahun-tahun, produk/barang seperti mainan dan pakaian telah didorong untuk merilis produk mereka bersamaan dengan peluncuran sebuah film. Tapi, produk/barang tersebut tak pernah benar-benar menjadi bagian dari cerita film tetapi hanya produk yang terinspirasi dari film.

Arianne menjelaskan, “Pada umumnya, desainer pakaian tidak mendapat untung dari mainan maupun merchandise yang terbuat dari film. Ini pun menjadi salah satu kerugian bagi para desainer pakaian atau Costume Designer, yang hanya bisa melihat pakaian/kostum desain mereka terpajang di manekin atau dikemas dalam suatu paket tanpa menghasilkan keuntungan yang cukup berarti – baik secara finansial maupun pemikiran kreatif.”


“Dalam film pada umumnya, kita tidak memiliki desain kami sendiri tetapi menyewa. Namun dengan memiliki desain sendiri, tentu akan terlindungi dari cheap imitations, dan desainer bisa menerima royalti untuk itu. Jadi sekarang, Costume Designer harus diundang juga ke dalam produk-produk yang muncul dalam film, yang membuat dan menciptakan keperluan produk dalam film untuk tujuan pemasaran. Dan yang lebih baik lagi, produk tersebut memiliki integritas desain yang utuh.”

salah satu desain Kingsman
Bisa dipahami mengapa Arianne memilih untuk mengeksekusi proyek ini. Dia bilang, “Matthew Vaughn, sang sutradara, meminta saya untuk mendesain kostum untuk Kingsman. Pada saat yang bersamaan, ia mengusulkan agar saya juga bertanggung-jawab terhadap segala koleksi produk yang nantinya dibuat berdasarkan kostum, dan produk-produk itu sepenuhnya tersedia secara eksklusif di MRPORTER.com. ‘Costume to Colletion’ (sebuah film pendek mengenai kreasi yang dihasilkan oleh para pembuat costume movie) adalah konsep awalnya. Matthew juga meminta Natalie Massenet (founder dan CEO dari Net-a-Porter dan MRPORTER) untuk bergabung menjadi mitra kerja. Dan, Natalie menyetujuinya.”

“Natalie telah cukup lama dipercaya dalam dunia konten dan perdagangan. Ini adalah proyek pertama MR PORTER yang melibatkan kerjasama dan manufaktur. Saya sendiri sudah yakin, ketika diundang dalam suatu obrolan mengenai ecommerce, dan menjadi seorang Costume Designer untuk suatu film, saya harus bisa menambah value dan orisinalitas pada produk,” ungkap Arianne.

Apakah ‘shoppable film’ bisa menjadi langkah baru dalam dunia online shopping?

Pesatnya perkembangan e-commerce pada beberapa tahun terakhir, membuat Anda mungkin bertanya apakah shoppable fim bisa menjadi terobosan baru dalam dunia online shopping. Melihat semuanya, terutama munculnya kelompok penggemar yang berusaha mendapatkan barang yang sama dari potongan film favorit mereka, serta adanya kemudahan untuk mengenalkan pada mereka mengenai shoppable film, tampaknya tren seperti ini akan cukup besar berkembang dan meraup cukup banyak penonton.

Arianne juga menyetujui hal ini, “Hubungan dari film ke fashion, maupun fashion ke film, selalu ada dan terjadi dari awal pembuatan film. Film, seperti fashion, merefleksikan budaya kita, menceritakan kisah-kisah, dan mendorong kita untuk berani bermimpi. Film juga bersifat global atau mendunia; di mana orang di seluruh dunia bisa memiliki akses untuk itu, serta menikmatinya. Dan saat ini, untuk pertama kalinya, kita juga mengalami hal ini melalui e-commerce, yang pada dasarnya adalah delivery system.”


“Kombinasi dari konten dan commerce adalah sesuatu hal yang diinginkan oleh publik – sebuah hal yang orisinil, spesial dan produk yang unik. Dan, film merchandising adalah bisnis yang besar: kita bisa melihat sejumlah macam bentuk dari pemasaran, mulai dari boneka, mainan hingga video games. Tapi untuk sisi fashion-nya, belum benar-benar mendapat pijakan. Hanya saja, saya percaya sekarang ini, dengan online commerce; kita bisa mendapat pelanggan sama besarnya dengan penonton film. Jadi, ya, saya percaya inilah yang akan terjadi di masa depan nanti.”


Merancang dan Mempersiapkan Film Kingsman yang ‘shoppable’

Untuk orang awam, merancang kostum atau pakaian bagi shoppable film mungkin tidak terlalu berbeda dengan film lainnya. Sesungguhnya, itu juga benar.

“Awalnya, tak akan ada bedanya dengan film lainnya yang pernah saya rancang, masih saja sama: melakukan pertemuan dengan sutradaranya, membuat suatu penelitian dan pengembangan kostum. Karena tugas utama dari Costume Designer adalah untuk membantu jalannya cerita dalam film – membangun karakter, juga membantu pengaturan tensi suatu film, serta untuk memvisualisasi informasi dari sebuah film.”


“Saya pernah membaca sebuah kutipan dari Laurence Olivier, aktor besar dari Inggris, yang mengatakan, ketika ia mulai  meneliti mengenai karakter, hal pertama yang akan ia lakukan adalah mendapatkan fashion sepatu yang cocok dan sesuai.  Ia mulai dari sepatu, karena sepatu  menginsformasikan bagaimana ciri fisik karakternya, bagaimana jalannya suatu tokoh, dan bagaimana seorang karakter membawa diri.  Jadi, secara umum, proses saya sesungguhnya sama: fokus menjadi Costume Designer dan mulai bercerita dari situ,” jelas Arianne.


Tapi sesungguhnya, ini semua tidak sesederhana seperti yang kita pikirkan. Kostum yang dibuat untuk film – terutama mereka yang membutuhkan kain dan bahan khusus – bisa memakan biaya hingga US $ 100.000. Dan harga yang begitu mahal itu, tak akan mendapat tempat yang baik bagi pembeli yang ingin mengoleksi Kingsman.

Untuk hal ini, Arianne mengatakan, “Sejak saya sadar akan membuat suatu koleksi pakaian berdasarkan film, saya memilih kain yang saya anggap cocok dengan koleksinya juga. Saya harus mengenali lebih dalam kain yang bisa diolah dan siap jadi untuk satu atau 6 stel pakaian yang dibutuhkan oleh film.”

Instagram dan akun Facebook milik Arianne kini dipenuhi potret-potret yang indah, serta cuplikan behind-the-scenes dan ekspresi terima kasih kepada mereka yang telah membantu pembuatan proyeknya selama ini. Itu adalah hal yang menarik melihat bagaimana kehidupan seorang costume designer berjalan.

“Saya lebih suka fokus pada pekerjaan secara satu persatu; saya tidak memilih untuk menangani banyak proyek sekaligus. Saya cukup terbuka dan menikmati hubungan saya dengan rekan-rekan kerja saya da para seniman, jadi saya percaya bahwa fokus dan tetap berada di alur yang tepat dalam suatu pekerjaan adalah hal yang penting.”

“Saya terinspirasi oleh orang-orang, cerita rakyat, perubahan-perubahan, dan pengalaman mengatasi kesulitan. Keluarga saya, teman, suami dan hal-hal di lingkungan sekitar saya selalu menjadi inspirasi utama saja. Dua anjing dan satu kucing peliharaan saya juga sering menginspirasi saya untuk menjadi pribadi yang penuh kasih dan peka. Petualangan juga menginspirasi saya Saya terinspirasi dengan banyak hal! Seni, musik, literatur, puisi. Orang tua saya juga sangat inspiratif. Saya berasal dari garis keturunan seorang perempuan (ibu) yang kreatif dan kuat,” ujarnya bangga.


Di dunia ini, mendengar seseorang mencintai apa yang dikerjakannya adalah hal yang menyegarkan. Dan, Arianne juga mengatakan bagian yang paling ia ingat ketika mengerjakan Kingsman: The Secret Service adalah: “Setiap potongan film merupakan hal kompleks dari kombinasi kreativitas dan logika. Ini seperti berada di roller coaster atau wahana canon air. Tapi, kuncinya adalah tetap fleksibel dan komunikatif. Tak ada pengecualian dalam film, terutama komponen yang ingin saya tambahkan ke dalam film dan saya tahu akan membuat suatu koleksi fashion baru berdasarkan kostum para tokohnya.”

koleksi desain lainnya dari Kingsman
“Tidak ada model atau buku panduan; kita harus mengatasi semuanya ketika kita mulai menjalankan ini. Ini adalah tantangan yang luar biasa – di mana ini menjadi suatu tantangan dan peluang baru. Dan ini adalah ide yang sempurna dalam pekerjaan ini. Saya beruntung memiliki pekerjaan yang mampu mendorong dan memotivasi saya untuk terus belajar. Saya mencintai pekerjaan saya!” ujarnya.


Gagasan bahwa sekarang siapapun bisa memiliki kostum/pakaian yang ada dalam film adalah salah satu yang menarik – dan siap untuk diwujudkan. Entah berapa kali orang di luar sana pastinya mencoba mendesain pakaian yang ada dalam film favorit mereka – dan sering kali gagal total. Dan, jika shoppable film bisa menjadikannya nyata, hari Halloween akan terasa lebih mudah, karena Anda tak perlu bersusah-payah berdandan dan mencari kostum lagi.


Sumber: Startupbisnis



Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com