Pernahkah
kalian mengalami kegagalan saat membangun sebuah bisnis?
Atau pernahkah kalian mengalami frustrasi dan menyerah untuk membangun kembali
bisnis Anda? Jika pernah, kalian harus menonton film yang berjudul The
Billionaire yang bisa Anda lihat reviewnya di sini
Film ini
menceritakan tentang perjuangan seorang anak muda untuk merintis bisnisnya
sendiri dan banyak rintangan yang dialami. Itthipat Kulapongvanich
merupakan seorang anak SMA yang kecanduan dengan game online namun mempunyai
pemikiran dan mindset yang luar biasa sebagai young entrepreneur sehingga dapat
melunasi hutang keluarganya sebesar 40 M Bath yang pergi ke Cina dan
meninggalkan dirinya sendiri di Thailand.
Itthipat
Kulapongvanich atau biasa dipanggil “Top” menempuh jalan yang cukup berani
yaitu dengan putus sekolah dan kuliah kemudian beralih menjadi seorang penjual
kacang (chestnut) di dalam sebuah mall pada umur 17 tahun yang kemudian ia
menemukan peluang dengan memproduksi makanan ringan berbahan dasar rumput laut
yang tidak asing lagi yaitu “Tao Kae Noi” dan kemudian memasarkan produknya ke
sebuah convenience store yang cukup terkenal yaitu 7-Eleven.
Kisah Perjalanan Top
Pada Awalnya yaitu
tahun 2004, Top kecanduan sebuah game online yang membuat ia menelelantarkan
pendidikannya. Namun dalam game online tersebut ia mampu menghasilkan uang
sebesar 400.000 Baht atau sebesar 150 juta rupiah. Karena hobinya dalam bermain
game online , ia selalu diremehkan oleh semua guru yang ada di sekolahnya.
Setelah itu dia akhirnya memutuskan untuk berhenti dari sekolahnya tersebut dan
beralih menjadi penjual kacang (chestnut) di mall yang sedang menjadi trend di
Thailand. Ia menginvestasikan seluruh uang yang ia hasilkan dalam game online
ke dalam bisnis kacang tersebut.
Satu
tahun kemudian, keluarga Top mengalami sebuah masalah buruk yaitu Ayah dari Top
mengalami kebangkrutan sebesar 40 M Baht karena sebuah bad investment. Saat itu
seluruh keluarga Top memutuskan untuk pergi atau migrasi ke negara Cina secara
permanen untuk menghindari kreditor. Namun Top menolak untung ikut dengan
keluarganya ke Cina dan tetap tinggal di Thailand
untuk melanjutkan bisnisnya di sana .
Meskipun banyak sekali halangan dan tantangan yang datang, Top tidak pernah
menyerah dan terus mencari cara dan berkembang untuk mengatasi semua
masalah-masalah tersebut. Usaha kacang (chestnut) yang ia dirikan terus
berkembang dan dapat menghasilkan pendapatan sebesar 300.000 Baht per bulan.
Namun kemudian Tesco management (manajemen di mall tersebut) memutuskan untuk
melarang penggunaan mesin panggang untuk kacang tersebut di dalam mall karena
membuat atap mall tersebut menjadi sangat kotor. Karena hal itu sales dari
penjualan kacang chestnut tersebut pun hancur dan merosot tajam.
Pada
umur 19 tahun Top mendapatkan sebuah ide saat kekasih atau pacarnya menawarkan
sebuah makanan ringan berupa rumput laut kering. Ia merasa makanan tersebut
sangat enak dan cukup laris di pasaran , namun belum ada satu orang pun yang
mencoba membuat produk tersebut secara retail, melainkan masih sebuah
“wholesale” dengan kemasan yang jelek. Akhirnya ia mencoba untuk memulai bisnis
makanan ringan berbahan dasar rumput laut tersebut dengan menjual semua harta
dan aset terakhir yang ia miliki seperti mobil, komputer, dan mesin pemanggang
kacang yang ia punya. Dengan uang terakhir yang ia miliki, ia membeli bahan baku yaitu rumput laut
dalam jumlah yang sangat banyak. Namun halangannya tidak berakhir sampai
disana, sampai bahan baku
yang terakhir Top masih tidak dapat menemukan rasa yang enak untuk makanan
ringannya tersebut.
Hingga
suatu saat ada sebuah insiden yang membuat Top menemukkan rasa terbaik dari
makanan ringan yang ia buat tersebut, yaitu rumput lautnya tidak sengaja
terkena air dan terfermentasi yang justru membuatnya enak setelah digoreng.
Lalu ia memasarkan produknya ke sebuah convenience store terkenal yaitu
7-Eleven dengan banyak tantangan yang dihadapi. Beberapa bulan kemudian produk
yang diberi nama Tao Kae Noi yang berarti “little rich man” itu sukses menjadi
sebuah best selling produk dan dijual di lebih dari 3000 cabang 7-Eleven. Dalam
2 tahun Top dapat melunasi hutang ayahnya sebesar 40 juta Baht atau sekitar 15
Milliar rupiah. Saat ini Top menjadi seorang entrepreneur muda paling kaya di
Thailand dengan harta sebesar $ 33.000.000 (440 Milliar rupiah)
Pelajaran penting
yang dapat kita ambil dari film ini :
1.
Dia
tidak tahu segala sesuatu dalam bisnis namun karena ia terus berusaha, ia
menemukan banyak hal, termasuk hal-hal yang berguna dan yang tidak berguna
untuknya melalui proses belajar dan gagal.
2.
Dia
tetap teguh dan percaya pada pendiriannya, meskipun orang tua dan kekasihnya
memberi saran untuk menutup usahanya, namun ia tetap percaya pada keberanian
dan ketekunannya.
3.
Ia
mencari ide-ide yang ada di sekitar dia dan dapat berguna bagi dia sendiri.
Informasi yang ada di dalam isi kepala kita mungkin memang dapat berlebih atau
overload , namun kita harus pintar untuk memilih dan menggunakan informasi apa
yang dapat berguna untuk kita.
4.
Ia
selalu memanfaatkan dan mengembangkan ide yang ada.
5.
Jangan
pernah menyerah. Karena di dalam proses bisnis, kita akan menemukan mana yang benar
dan mana yang tidak bagi bisnis kita dalam proses tersebut, selama kita tetap
dengan pendirian kita di dalam bisnis tersebut.
6.
“Luck
is no excuse”. Mungkin keberuntungan atau hoki dapat menjadi faktor dalam
suksesnya sebuah bisnis, namun hal itu sangat jarang terjadi tanpa ada nya
usaha dan kerja keras.
Inti dari artikel
ini adalah apabila kita memiliki sebuah passion dalam sebuah bidang bisnis,
jangan pernah menyerah apabila kita mengalami satu atau dua kegagalan dalam
proses itu. Banyak yang mengatakan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda, oleh karena itu jangan pernah berhenti untuk meraih kesuksesan
tersebut hanya karena satu atau dua kegagalan yang kita alami.
Sumber: startupbisnis