WhatWeLike.co hari ini mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seed funding dari East Ventures. Whatwelike.co adalah platform social shopping yang fokus pada ecommerce Indonesia dengan misi membantu shopper menemukan fashion terbaik dari partner-partner ecommerce mereka, dan sebaliknya membantu brand dan designer menjangkau shopper dengan lebih mudah.
Setidaknya ada ratusan fashion terbaru diluncurkan setiap hari dan tidak mudah untuk shopper menemukan item mana yang populer dan mana yang tidak. Whatwelike juga memecahkan masalah dengan membangun algoritma ranking berdasarkan freshness, engagements, dan faktor-faktor lainnya. Algoritma ranking ini akan membantu shopper menemukan item mana yang sedang populer.
Aswin Utomo telah menjalankan Adadiskon.com, portal media diskon sejak tahun 2010, memiliki website visit 500,000 – 800,000 visit per bulan dengan 1 juta follower, Aswin juga meluncurkan Plusku.com, ecommerce kesehatan di 2012, tetapi saat ini telah ditutup.
Berikut ini adalah tanya jawab kami melalui email dengan Aswin
Whatwelike.co kan startup jenis layer social utk ecommerce, di mana beberapa orang menyebut era social adalah era masa depan (sekarang di Indonesia adalah eranya ecommerce, tetapi kapan era social di Indonesia datang tidak ada yang bisa memprediksi) seberapa sulit membangun bisnisnya, terutama dalam hal memonetize di indonesia ?
Kalau saya bilang challenge dari tipe bisnis social layer seperti ini adalah membangun komunitasnya, bagaimana bisa membuat produk kita terus dipakai sebagai referensi sebelum mereka berbelanja dan bagaimana dari komunitas tersebut bisa sangat engaged dengan member-member lainnya. Untuk perihal monetisasi, tidak ada masalah kalau kita bisa membuat produk yang disukai dan digunakan orang. Kalau untuk seperti WhatWeLike. WhatWeLike.co sendiri sudah monetize from day 1.
Saya masih ingat di event startup tahun 2014, persis di depan saya juga Aswin pernah bertanya ke founder startup social travel recommendation dari China, pertanyaannya adalah “Di China, yang mana lebih besar : ecommerce atau social recommendation (yang affiliate dengan ecommerce) ? jawabannya “di china lebih besar social recommendation”. apa Aswin percaya di Indonesia juga akan seperti itu ? kenapa ?
Mungkin definisi lebih besar tidak akurat ya, sebagai perusahaan social recommendation kita dapat bermain lebih sebagai perusahaan teknologi. Operation kita akan sangat lean dan benar-benar fokus di user interface, technology dan community. Di mana perusahaan ecommerce harus lebih fokus di supply, payment dan logisticsnya, two very different type of companies.
Aswin sudah sejak 2010 fokus di niche women, ada yang bisa disharing tentang niche ini ? kan sudah ada media diskon dan ecommerce kesehatan (lupa namanya apa ya?) kenapa tidak bikin ecommerce fashion saja ?
AdaDiskon dan WhatWeLike akan sangat bersynergy. Demographics AdaDiskon adalah female 66%, 18-35 years old dengan high disposable income. Kalau dimana AdaDiskon lebih memberi berita untuk berita shopping di lokasi offline seperti bazaar, event, dan midnight sale etc, WhatWeLike berfokus kepada onlinenya terutama fashion.
Plusku apa kabar ?
Sebelum launch WhatWeLike, kita juga launch spa, health and beauty platform di tahun 2012 yg bernama PlusKu.com. Setelah 2 tahun, kita decide untuk menutup operationnya. Ada banyak sekali alasan mengapa kami harus shut down PlusKu, tapi salah satunya adalah untuk lebih fokus ke WhatWeLike.co.
Hal yang sangat-sangat sulit waktu kita decide untuk menutup PlusKu di awal tahun 2014, basically we tried everything to make it work and I’m not ashamed to admit that we failed. Walau secara omset dan profit masih bisa menutup operation, tapi untuk grow to the next level sangat membutuhkan funding. Sangat-sangat berat untuk menjalankan venture seperti PlusKu tanpa venture capital.
Sumber: Startupbisnis